Filed under: Pendidikan
Saya datang secara langsung ke SMP tersebut. Bertemu dengan salah seorang petinggi di SMP tersebut. Hari itu juga saya menjalani sederetan tes dan wawancara. Kalimat klisik yang muncul, “Nanti kami hubungi kembali !”. Dua hari kemudian, saya ditelepon dan diminta mengajar hari itu juga. Sekolah ini berbasis pesantren, cabang dari sekolah ternama di Surabaya.
Awal mengajar, saya mendapatkan banyak sekali kejutan. Seperti ini kejutannya :
1. Ruang kelas tempat saya mengajar adalah di depan kamar tidur santri.
2. Memakai sepatu dan berpakaian rapih adalah kostum yang salah.
3. Waktu KBM tidak sesuai jadwal yang tertera.
4. Saya harus mengajar tidak hanya ditemani siswa (santri), tetapi saya juga ditemani bantal, guling, kasur, dan jemuran.
Benar-benar membuat saya geleng-geleng kepala. Terakhir mengajar, saya mendapatkan fasilitas yang luar biasa. Kelas yang dijaga kebersihannya, ber-ac, bahkan ruang guru yang cukup nyaman. Bahkan untuk berlama-lama pun tak masalah. Kembali lagi pada kejutan. Namun,otak saya tak mau berhenti berpikir. Bagaimana caranya supaya saya dan para siswa nyaman ketika belajar ?
Kelebihan SMP berbasis Pesantren tersebut ialah berada di tengah alam yang hijau dan sejuk. Satu hal yang saya suka, Guru bebas membawa siswa belajar di luar. Kesempatan ini saya gunakan dengan sebaik-baiknya. Setiap mengajar saya selalu membawa mereka ke sungai dengan bebatuan yang besar. Air sungai yang jernih, suasana yang tenang, dan udara yang sejuk. Belum lagi hutan pinus yang selalu rimbun . Belajar menulis puisi? pas banget!.
Dari pengalaman ini saya sadar.Ternyata setiap kekurangan memiliki sisi lebih yang bisa menjadi potensi luar biasa. Salah satunya meningkatkan kemampuan belajar dengan menyeimbangkan diri dengan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar